Selasa, 29 Mei 2012

TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK

A.     Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan merupakan proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu serta berlangsung dalam periode atau jangka waktu tertentu.
Hasil dari pertumbuhan adalah bertambahnya berat, panjang atau tinggi badan, tulang dan otot-otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna.


Perkembangan (menurut):
Wearner>>1957<<perkembangan sesuai dengan prinsip ortogenetis. Yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan globlal dan kurang berdiferensiasi sampai pada keadaan diferensiasi, artikulasi, dan intregrasi meningkat secara bertahap.
Spiker>>1966<<mengemukakan 2 macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan.
1.      Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbantuknya indifidu baru sampai dewasa
2.      Foligenetik, yaitu perkembangan dari asal-usul manusia hingga saat ini
Bijau dan baer>>1961<< perubahan progresif yang menunjukkan cara organism bertingkah laku dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian pertumbuhan secara umum yaitu proses perubahan yang lebih mengacu dan menekan pada aspek perubahan fisik ke arah yang lebih maju. Sedangkan perkembangan merupakan proses yang lebih mengacu kepada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju.

B.     Faktor-Faktor Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

v  Faktor-faktor dasar pertumbuhan
-internal
>sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya  
>kematangan ( waktu pertumbuhan yang sudah direncanakan dan ditetapkan )
-eksternal
>kesehatan
>makanan
>stimulasi lingkungan

v  Faktor-faktor dasar perkembangan
-         Keturunan (factor genetic/penurunan sifat)
-         Lingkungan (keluarga,social ekonomi dengan orang tua , sekolah , dan teman sebaya)

C.     Fase-Fase Perkembangan
Fase-fase perkembangan (psikologi remaja/14)
-masa berburu dan menyamun (=>8 th)
-masa beternak (8-10 th)
-masa bertani/bercocok tanam (10-12 th)
-masa berdagang (12-14 th)
-masa industry (15 th=<)

Fase pra natal


PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
·        Faktor-faktor yang mempengaruhi
1.      Faktor Internal:
-         Minat
-         Motif berprestasi
-         Keberanian mengambil resiko
-         Keuletan dalam menghadapi tantangan
-         Kegigihan atau daya juang dalam menghadapi kesulitan yang timbul
2.      Faktor eksternal:
-         Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
-         Sarana dan prasarana
-         Dukungan dan dorongan orang tua/keluarga
-         Lingkungan tempat tinggal
-         Pola asuh orang tua


PERKEMBANGAN NILAI MORAL
·        Faktor-faktor yang mempengaruhi:
Faktor lingkungan yang mencakup aspek psikologis,sosial,budaya,dan fisik kebendaan, baik yang terdapat dalam lingkungan kluarga,sekolah, maupun masyarakat.
Kondisi,psikologis,pola interaksi,pola kehidupan beragama,berbagai sarana rekreasi yang tersedia dalam lingkungan keluarga,sekolah, dan masyarakat akan mempengaruhi perkembangan nilai moral.
·        Tahap-tahap perkembangan moral (oleh Lawrence E.Kohlberg):
a)      Tingkat Prakonvensional       à Tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan unggkapan-ungkapan budaya mengenai baik dan buruk serta benar dan salah.

Tingkat ini memiliki 2 tahap:
            Tahap1             àOrientasi hukuman dan kepatuhan
            Tahap2             àOrientasi relativis-instrumental
b)      Tingkat Konvensional / konvensional awal    à Aturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dipatuhi atas dasar menuruti harapan keluarga, kelompok, atau masyarakat.

Tingkat ini memiliki 2 tahap:
Tahap1             àOrientasi kesepakatan antara pribadi (orientasi anak manis )
            Tahap2             àOrientasi hukum dan ketertiban
c)      Tingkat Pascakonvensional, Otonom, atau Berlandaskan Prinsip    àAturan-aturan dan ungkapan-ungkapan moral dirumuskan secara jelas berdasarkan nilai-nilai dan prinsip moral yang dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok, orang yang berpegang pada prinsip tersebut, dan juga dari identifikasi diri dengan kelompok tersebut.

Tingkat ini memiliki 2 tahap:
            Tahap1             àOrientasi kontrak sosial legalitas
            Tahap2             àOrientasi prinsip etika universal

PERKEMBANGAN KREATIFITAS
Perkembangan kreatifitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan merupakan perwujudan dari pekerjaan otak.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREATIVITAS (psikologi remaja; 53/54)

UTAMI MUNSNDSR (1988) factor yang mempengaruhi kreatifitas adalah;
·         Usia
·         Tingkat pendidikan orang tua
·         Tersedianya fasilitas, dan
·         Penggunaan waktu luang

FASE-FASE KREATIVITAS (psikologi remaja; 51)
1.       Persiapan
Mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah yang dihadapi
2.       Inkubasiminasi
Proses pemecahan masalah  “dierami” dalam alam prasadar. Seakan-akan individu melupakannya sampai kemudian timlbul inspirasi atau gagasan untuk pemecahan masalah.
3.       Iluminasi
Tahap timbulnya insight. mulai muncul inspirasi atau gagasan baru.
4.       Verifikasi
Gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan konvegen serta menghadapkannya kepada realitas.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA (psikologi remaja; 128)

1.       Kognisi
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat-lambatnya perkembangan bahasa indivdu.
2.       Pola komunikasi dalam keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga mempengaruhi perkembangan bahasa antar anggota keluarga
3.       Jumlah anak atau anggota keluarga
Banyaknya anggota keluarga (anak) akan mempengaruhi bahasa anak lebih cepat.
4.       Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang lahir diantara kakak dan adiknya akan lebih cepat karena memiliki arah komunikasi ke kakak (atas) dan  ke adek (bawah).
5.       Kedwibahasaan (bilingualism)
Keberagaman bahasa dalam lingkungan keluarga akan mempengaruhi cepat-lambatnya perkembangan bahasa anak.

FASE-FASE PERKEMBANGAN BAHASA (psikologi remaja; 123/124)
BERK (1989)
1.       Fonologi
Bagaimaa individu memahami da menghasilkan bunyi bahasa.
2.       Sematik
Merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-konsep yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata.
3.       Tata bahasa
Merujuk kepada penguasaan kosakata dan memodifikasikan cara-cara yang bermakna
4.       Pragmatic
Merujuk pada sisi komunikatif dari bahasa.
PERKEMBANGAN HUBUNGAN SOSIAL

Perkembangan Hubungan Sosial Peserta Didik Usai Sekolah Menengah (Remaja)

Pengertian Hubungan Sosial
Pada proses interaksi sosial ini, faktor intelektual dan emosional mengambil peran yang sangat penting. Proses sosial tersebut merupakan proses sosialisasi yang menempatkan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi, internalisasi, dan enkulturasi. Sebab, manusia tumbuh dan berkembang di dalam konteks lingkungan sosial budaya. Lingkungan sosial memberi banyak pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak, terutama kehidupan sosiopsikologis. Sosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial, yaitu bagaimana seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok primer (keluarga) maupun kelompok sekunder (masyarakat). Menurut Piaget :
  1. Anak pada tahun pertama
Interaksi sosial anak pada tahun pertama sangat terbatas, terutama hanya dengan ibu dan ayahnya. Perilaku sosial anak ini terpusat pada rasa egonya. Ia belum memperhatikan lingkungannya. Waktu hidupnya digunakan untuk makan dan tidur. Anak mulai bergaul dan berhubungan dengan orang lain sejak berumur enam bulan. Pada waktu itu anak telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu, ayah, dan anggota keluarganya. Anak mulai mengenal dan mampu membedakan perilaku sosial, seperti marah, senyum, dan kasih sayang.

  1. Anak pada tahun kedua
Pada tahun kedua, anak sudah belajar terhadap lingkungan. Ia mulai mereaksi lingkunganya secara aktif. Ia telah belajar membedakan dirinya dari orang lain. Perilaku emosionalnya telah berkembang dan berepran. Perkenalan dan pergaulan dengan manusia lain semakin luas. Selain mengenal kedua orang tua dan anggota keluarganya, ia juga mengenal teman-teman sebayanya.

  1. Anak mulai belajar di sekolah
Pada waktu anak mulai belajar di sekolah, ia mulai belajar mengembangkan interaksi sosial dengan belajar menerima pandangan, nilai dan norma sosial.

  1. Masa remaja
Menginjak usai remaja, ia mampu berinteraksi sosial dengan teman sebaya, terutama lawan jenisnya. Pada akhirnya, pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan dalam kehidupannya. Pada jenjang remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi untuk berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan masyarakatnya.
Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan, remaja mulai memerhatikan berbagai nilai dan norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku  di keluarganya. Ia mulai memahami nilai dan norma pergaulan dalam kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi tidak mudah.
Pergaulan remaja banya diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kecil maupun besar. Penetapan pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai pertimbangan, seperti moral, ekonomi, minat, dan kesamaan bakat dan kemampuan. Masalah yang umum dihadapi para remaja dan paling rumit adalah faktor penyesuaian diri. Dalam kelompok besar akan terjadi persaingan yang ketat karena masing-masing individu bersaing untuk tampil menonjol dan memperlihatkan akunya. Sering terjadi perpecahan dalam kelompok ini, sekalipun demikian, di dalam kelompok itu terbentuk suatu persatuan dan rasa solidaritas yang kuat.

  1. Dewasa dan bertambah umur
Semakin dewasa dan bertambah umur, tingkat sosial juga berkembang menjadi amat luas dan kompleks.



Hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingkungan rumah sendiri kemudian berkembang lebih luas lagi ke lingkungan sekolah, dan dilanjutkan pada lingkungan yang lebih luas lagi yaitu tempat berkumpulnya teman sebaya.

Interaksi antara renaja dengan orang tua dapat digambarkan sebagai drama tiga tindakan (three act drama)
  1. Drama tindakan pertama (the first act drama), interaksi reamja dengan orang tua berlangsung sebagaimana yang terjadi pada interaksi antara masa anak-anak dengan orang tua.
  2. Drama tindakan kedua (the second act drama), disebut dengan istilah “perjuangan untuk emansipasi”.
  3. Drama tindakan ketig

Tidak ada komentar:

Posting Komentar