Selasa, 29 Mei 2012

TUGAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring perkembangan teknologi internet, model e-learning mulai dikembangkan,
sehingga kajian dan penelitian sangat diperlukan. Hakekat e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Sistem ini dapat digunakan dalam pendidikan jarak jauh atau pendidikan konvensional.Oleh karena itu mengembangkan model ini tidak sekedar menyajikan materi pelajaran ke dalam internet tetapi perlu dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip pembelajaran. Begitu pula desain pengembangan yang sederhana, personal, dan cepat, serta unsur hiburanakan menjadikan peserta didik nyaman belajar di depan internet seolah-seolah mereka belajar di dalam kelas.
Pemanfaatan internet ini tidak hanya untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem pendidikan konvensional. E-Learning sangat potensial untuk membuat proses belajar lebih efektif sebab peluang mahasiswa untuk berinteraksi dengan dosen, teman, maupun bahan belajarnya terbuka lebih luas. Mahasiswa dapat berkomunikasi dengan dosen kapan saja, yaitu melalui e-mail. Demikian juga sebaliknya, Sifat komunikasinya bisa tertutup antara satu mahasiswa dengan dosen atau bahkan bersama-sama melalui papan buletin. Komunikasinya juga masih bisa dipilih, mau secara serentak atau tidak. Melalui e-Learning, Siswa/mahasiswa dimungkinkan untuk tetap dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di dalam kelas.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan sistem e-learning cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.            
Namun seringkali lembaga pendidikan yang ingin menerapkan model pembelajaran e-learning ini terbentur dengan kurangnya informasi yang diketahui oleh objek dari model pembelajaran ini yaitu siswa/mahasiswa tentang bagaimana konsep dari model pembelajaran jenis ini. Maka dari itu dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai hal yang memaparkan tentang konsep model pembelajaran e-learning. Di dalam makalah ini juga akan dijelaskan tentang penerapan model pembelajaran e-learning yang sudah mulai dilaksanakan di Indonesia.

Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari  model pembelajaran E-Learning?
2.      Bagaimana sejarah dan perkembangan model pembelajaran E-Learning?
3.      Apa saja komponen dari model pembelajaran E-Learning?
4.      Apa dan bagaimana metode penyampaian E-Learning?
5.      Bagaimana strategi implementasi E-Learning?
6.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran E-Learning?
7.      Bagaimana penerapan metode pembelajaran E-Learning di Indonesia?
8.      Bagaimana perbedaan antara model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran E-Learning?

Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui pengertian dari model pembelajaran E-Learning
2.      Mahasiswa mengetahui sejarah dan perkembangan model pembelajaran E-Learning
3.      Mahasiswa mengetahui komponen dari model pembelajaran E-Learning
4.      Mahasiswa mengetahui metode penyampaian E-Learning
5.      Mahasiswa mengetahui strategi implementasi E-Learning
6.      Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran E-Learning
7.      Mahasiswa mengetahui penerapan metode pembelajaran E-Learning di Indonesia
8.      Mahasiswa mengetahui perbedaan antara model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran E-Learning








BAB II
PEMBAHASAN

A.     PENGERTIAN E-LEARNING
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
·        Jaya Kumar C. Koran (2002)
      E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
·        Dong (dalam Kamarga, 2002)
      E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
·        Rosenberg (2001)
      Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
·        Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
      E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
·        LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
      E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
·        Thomas Toth [Athabasca University, Wikipedia,2003]
E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda.
·        Matthew Comerchero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg, 2006]
            E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.
·        Brown, 2000; Feasey, 2001
E-Learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
·        Selain itu banyak pendapat lain, seperti :
a.       E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
b.      E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau internet.
c.       E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas.
d.      E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Untuk menyampaikan pembelajaran, e-learning selalu diidentikkan dengan penggunaan internet. Namun sebenarnya media penyampaian sangat beragam dari internet, intranet, cd, dvd, mp3, PDA, dan lain-lain. Penggunaan teknologi internet pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang luas. Ada juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang menggunakan jaringan intranet sebagai media e-learning sehingga biaya yang disiapkan relatif lebih murah.

B.     SEJARAH DAN PERKEMBANGAN E-LEARNING
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
·        Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
·        Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
·        Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
·        Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

C.     KOMPONEN E-LEARNING
Istilah e-learning meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based learning, web-based learning, virtual classroom, dan lainnya. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web- Learning pada dasarnya adalah data Information Technologies (misalnya: bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration). Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pembimbing belajar yang mengarahkan pembelajar, pembelajar yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
Di dalam pengembangan Pembelajaran E-Learning memerlukan perangkat lunak(software) dan perangkat keras(Hardware). Karena system E-Learning yang akan dikembangkan adalah berbasis pada aplikasi jaringan sehingga diperlukan perangkat lunak meliputi:
1)      Sistem Operasi
Dalam pengembangan sistem e-learning diperlukan server dengan sistem operasi tertentu yang dapat dioperasikan sebagai server. Pemilihan server yang tepat akan mengoptimalkan kinerja sistem e-learning yang dibangun. Linux merupakan sistem operasi yang dapat dioperasikan sebagai server yang cukup handal dan dikembangkan dengan konsep open source sehingga legal untuk digunakan.
2)      Web Server
Webserver merupakan suatu software yang dikembangkan untuk melayani permintaan user pada akses ke suatu sistem berbasis jaringan komputer. Karena sistem e-Learning yang akan dikembangkan berbasis web, maka diperlukan sebuah perangkat lunak web server. Software yang akan digunakan untuk web server adalah Apache.
3)      Database Server
Database server merupakan program untuk mengelola data yang digunakan pada e-learning. MySQL Server merupakan salah satu software database server yang sangat handal dengan ukuran yang relatif kecil dan juga open source sehingga legal untuk digunakan
4)      Web Viewer
Untuk menampilkan informasi yang diminta oleh klien perlu digunakan kode tertentu sehingga dapat dimengerti oleh computer server. Kode program yang akan digunakan adalah PHP. Program PHP merupakan program web viewer yang handal yang mampu menampilkan informasi secara dinamis. Dengan ukuran yang relative kecil, kemampuan yang hebat dan  dukungan software lainnya menjadikan PHP menjadi program web viewer yang banyak digunakan dalam aplikasi berbasis web.
5)      Web Browser
Digunakan untuk mengakses halaman web di computer klien. Software web browser yang akan digunakan adalah Microsoft Internet Explorer, Mozilla, Opera, Netscape Communicator dan program web browser lainnya.
6)      Learning Management System (LMS)
LMS merupakan suatu software yang dikembangkan untuk mengelola sebuah sistem pembelajaran berbasis web atau e-learning. Prinsip kerja LMS hampir sama dengan CMS (Content Management Systems) yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mengelola sebuah website.

Sedangkan Perangkat keras yang digunakan dalam sistem e-Learning tidak berbeda dengan sistem jaringan komputer. Adapaun hardware yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1)      Komputer Server sebagai sistem yang akan melayani permintaan dari klien.
2)      Komputer database Server yang berfungsi untuk menyimpan database materi pembelajaran dan data-data yang diperlukan dalam sistem e- Learning.
3)      Komputer klien yang digunakan untuk interface dalam mengakses ke sistem e-Learning. Untuk komputer klien dapat berjumlah lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan. Idealnya jumlah komputer klien disesuaikan dengan perbandingan jumlah mahasiswa yang perlu mengakses sistem e- Learning.
4)      Hub/Switch yang digunakan untuk menghubungkan komputer server dengan klient.
5)      Kabel Jaringan yang digunakan sebagai sarana fisik untuk menghubungkan antara komputer klien ke komputer server. Penggunaan kabel jaringan dapat diganti dengan sistem tanpa kabel menggunakan WLAN (Wireless LAN).

Dalam e-learning juga harus ada organition yang mendukung pengembangan sistem pembelajaran, oleh karena itu sekolah harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang pengembangan dan pengelolaan kegiatan pembelajaran elektronik menjadi faktor yang sangat menentukan di samping pengadaan fasilitas komputer dan akses internet.

D.    METODE E-LEARNING
Didalam pembelajaran E-Learning terdapat metode khusus untuk menyampaikan pembelajaran, diantaranya yaitu :
a.      Synchrounous e-Learning
Merupakan metode penyampaian dengan cara membimbing belajar dan pembelajar dalam ruang dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda.


 Contohnya :
Pengajar dan siswa dalam kelas dan waktu yang sinkron sama meskipun secara tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di Universitas XXXX Dimakassar mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di Universitas YYY di Jakarta. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal.
b.      Asynchronous e-Learning
Merupakan metode penyampaian dengan cara pembimbing belajar dan pembelajar dalam ruang yang sama (virtualclass), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. pembimbing belajar dan pembelajar bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Contohnya :
Pengajar dan mahasiswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam asinkron waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Pengajar dan mahasiswa bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang.

E.     STRATEGI IMPLEMENTASI E-LEARNING
Parameter dari Strategi implementasi e-Learning terlalu bervariasi dan banyak, tergantung kebutuhan, kultur institusi, ketersediaan dana dan berbagai faktor lain. E-Learning di beberapa perusahaan dan universitas tentang implementasi e-Learning biasanya berupa :
·        E-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin)
·        Pada masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna dalam e-life style (tidak langsung full e-Learning)
·        Project eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative
·        Jadikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya object semata
Perlu dicatat bersama bahwa kegagalan implementasi e-Learning kebanyakan bukan karena masalah tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan karena human factor, karena beratnya perubahan kultur kerja dan karena tidak adanya kemauan untuk knowledge sharing (content dari elearning itu sendiri).

F.      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN E-LEARNING
Keuntungan Menggunakan E-learning :
Ø  Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) manfaat Pembelajaran elektronik Learning (e-Learning) itu terdiri atas 4 hal, yaitu:
1.    Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
2.    Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapansaja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.
3.      Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau akan semakin meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan.
4.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.

Ø  Menurut (Wahono, 2005, p. 2), keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut :
a.       Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
b.      Menghemat waktu proses belajar mengajar
c.       Mengurangi biaya perjalanan
d.      Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
e.       Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
f.        Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan

Ø  Keuntungan yang lain yaitu :
a.       Dilihat dari sudut pandang murid :
Pembelajaran E-Learning bermanfaat dalam meningkatkan fleksibilitas belajar yang tinggi. Murid dapat mengakses bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu, murid juga dapat berkomunikasi dengan pengajar setiap saat dan memudahkan pengumpulan tugas, karena dapat dikumpulkan kapan saja.
b.      Dilihat dari sudut pandang pengajar
·        Melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
·        Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
·        Mempermudah melakukan pembaharuan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang ada
·        Efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.
·        Memberikan keleluasaan pada dosen untuk memberikan akses kepada mahasiswa untuk mendapatkan referensi ilmiah terkait dengan mata kuliah tersebut yang mungkin tidak didapat selama jam kuliah maupun praktikum. Hal ini akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk memperkuat pemahaman mahasiswa untuk tiap pokok bahasan perkuliahan.
c.       Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara pembelajar dengan pembimbing belajar (enhance interactivity).
Dalam belajar dan pembelajaran, interaksi dilakukan setiap saat dan tidak terbatas waktu sehingga bisa mengatur jadwal sesuai dengan yang kita inginkan.
d.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Dengan E-Learning, murid dan pengajar dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
e.       Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan E-Learning, murid dan guru yang melakukan diskusi tidak dibatasi jumlah orang. Karena diskusi dilakukan dengan internet sehingga dapat diikuti oleh jumlah peserta yang banyak, sehingga ilmu pengetahuan dan wawasan berkembang secara cepat dan meluas.
f.        Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Seorang murid, dapat melakukan proses belajar kapan saja dengan me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, siswa dapat mengakses internet secara lebih mudah.
g.       Membangun Komunitas.
Dengan E-Learning, peran siswa menjadi lebih aktif. Hal ini memungkinkan terbentuknya komunitas baru dalam belajar.

Kelemahan Menggunakan E-learning
Ø  Menurut Rosenberg (2006), kelemahan menggunakan e-learning diantaranya sebagai berikut):
a.       Karena e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang terutama orang yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik.
b.      Membuat e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama.
c.       E-learning membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi.
d.      Tidak semua orang mau menggunakan e-learning sebagai media belajar.




Ø  Kelemahan yang lain yaitu :
a.       Kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
b.      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c.       Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.
d.      Berubahnya peran dosen dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan internet.

G.    PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN E-LEARNING DI INDONESIA
Di Era Globalisasi ini internet merupakan media yang sangat cepat dalam perkembangannya. Semua Informasi tersedia di internet dan dapat diakses oleh siapa saja dengan mudah, fleksibel ,cepat dan akurat. Hal inilah yang melandasi adanya ide untuk memanfaatkan Internet sebagai media pembelajaran dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Istilah E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E yang merupakan singkatan dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar). Jadi E–Learning adalah Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik. Lebih jelasnya E-Learning adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dengan muridnya tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan bantuan alat elektronik (tepatnya PC) yang terkoneksi dengan internet sehingga siswa dapat belajar di manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau ke sekolah.
Saat ini penerapan E-Learning di Indonesia kurang bagus. Hal itu karena besarnya biaya yang dibutuhkan dalam pengaplikasian E-Learning. Tidak semua perguruan tinggi menggunakan E-Learning dalam proses pembelajarannnya. Hanya perguruan tinggi yang besar saja (mampu dalam hal keuangan) yang mengaplikasikan E-Learning dalam penyampaian bahan ajarnya, itupun tidak semua perguruan tinggi mengaplikasikannya.
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang mengaplikasikan E-Learning diantaranya adalah UNP (Universitas Negeri Padang), UGM (Universitas Gadjah Mada) dan ITB (Institut Teknologi Bogor). Dari ketiga perguruan tinggi diatas telah diketahui bahwa ketiga perguruan tinggi tersebut memiliki dana yang cukup untuk membangun jaringan E-Learning sehingga bisa mengaplikasikan E-Learning dalam proses pembelajarannya.
Antusias pelajar / mahasiswa terhadap penerapan E-Learning dalam proses pembelajaran merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan aplikasi E-Learning di Indonesia. Hal itu juga dilandasi oleh beberapa faktor, diantaranya banyak pelajar yang tidak mau tahu dengan perkembangan internet saai ini, mahalnya biaya penggunaan internet bagi ukuran kantong pelajar, dan masih banyak faktor lain yang melandasinya.
Penerapan E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor yang menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha bagaimana caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat mahasiswa untuk menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk penggunaan E-Learning. Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi untuk tidak menggunakan E-Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri sendiri.

H.    PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DENGAN E-LEARNING
Metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara pembimbing belajar dengan pembelajar dalam proses belajar dan pembelajaran.
Dalam pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya  lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.
Pembelajaran konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada pembelajar untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan, menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata.
Karakteristik model pembelajaran konvensional dalam penerapannya di kelas, antara lain :

1.      Pembelajar adalah penerima informasi
2.      Pembelajar cenderung belajar secara individual
3.      Pembelajaran cenderung abstrak dan teoritis
4.      Perilaku dibangun atas kebiasaan
5.      Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
6.      Bahasa diajarkan dengan pendekatan struktural
7.      Pembelajaran berpusat pada pembimbing belajar
8.      Interaksi di antara pembelajar kurang
9.      Terjadi passive learning
Implementasi pembelajaran konvensional adalah :
1.      Apersepsi
2.      Penjelasan konsep, dengan metode ceramah dan/atau demonstrasi
3.      Latihan terbimbing
4.      Memberikan balikan (feed back).
Metode Konvensional dinilai tidak fleksibel lagi jika diterapkan saat ini, mengingat terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga membutuhkan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel dan efisien. Untuk itulah muncul E-Learning.
Namun meskipun e-Learning memiliki banyak manfaat dan dianggap mampu diterapkan dalam pembelajaran saat ini, E-Learning masih memiliki beberapa kelemahan. Diantaranya yaitu kurangnya pemahaman dari siswa untuk mempelajari materi. Hal ini dikarenakan tatap muka hanya sebatas via internet.
Tentunya sebagai seorang siswa yang masih dalam tahap belajar tidak akan mampu jika melakukan pembelajaran E-Learning secara total, karena itu berarti melakukan pembelajaran tanpa tatap muka. Tetapi jika terus menggunakan system pembelajaran secara konvensional tentunya akan memperlambat proses pembelajaran.
Untuk itulah adanya blended learning sangat bermanfaat bagi siswa. Karena metode ini dianggap dapat mengatasi masalah metode pembelajaran konvensional maupun e-Learning. Sistem Blended Learning menggabungkan antara sistem pembelajaran konvensional dan e-Learning. Sehingga siswa dapat terus meningkatkan wawasan secara efisien dan memiliki pemahaman yang penuh terhadap materi yang dipelajari.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
            E-learning merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan media elektronik untuk penyampaian materi pelajaran. Model pembelajaran e-learning merupakan suatu metode yang tepat digunakan disaat perkembangan teknologi dan informasi saat ini semakin pesat. Model pembelajaran jenis ini akan membuat siswa/mahasiswa untuk semakin aktif untuk mencari sendiri bahan mata pelajaran/mata kuliah daripada saat lembaga pendidikan menggunakan model pembelajaran konvensional. Mereka juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen mereka setiap waktu dengan menggunakan fasilitas internet dan juga seorang murid, dapat melakukan proses belajar kapan saja dengan me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, siswa dapat mengakses internet secara lebih mudah.
Kekurangan dalam metode pembelajaran e-learning ini adalah  siswa/mahasiswa belum paham terhadap suatu materi pelajaran apabila guru/dosennya belum menjelaskan secara langsung (tatap muka) sehingga metode pembelajaran ini kurang efektif. Disamping itu tidak semua siswa/mahasiswa mengetahui dengan baik penggunaan internet, mereka juga tidak terlalu tertarik terhadap internet. Sehingga penggunaan metode pembelajaran e-learning dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai secara maksimal.

Saran
            Disaat suatu lembaga pendidikan memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran e-learning, mereka juga harus memikirkan bagaimana kondisi siswa/mahasiswa yang akan mereka berikan model pembelajaran seperti ini. Terkadang mahasiswa/siswa kurang memahami penggunaan internet dan tidak mau tau dengan adanya perkembangan internet. Sehingga mereka tidak antusias untuk memanfaatkan dan mereka belum terbiasa untuk menggunakan model pembelajaran jenis ini sehingga mereka belum terlalu aktif untuk mencari bahan/materi pelajaran sendiri. Maka dari itu sebelum dilaksanakan model pembelajaran jenis ini perlu adanya suatu pembelajaran tentang tata cara penggunaan internet.


DAFTAR RUJUKAN

Wahid,Hilaludin.2010.Teori Belajar dan Pembelajaran E-Learning (Online), (          http://hilaludinwahid.com/teori-belajar-dan-pembelajaran-e-learning/ , diakses tanggal             5 April    2011)
Santoso, Agustinus.2008.Pengertian E-learning (Online), (     http://agusantoso.wordpress.com/2008/11/10/pengertian-e-learning/, diakses tanggal 4                    April 2011)
Mayhoneys.2008.E-Learning (Online), (          http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id=             227%3Ae-learning&option=com_content&Itemid=15, diakses tanggal 4 April                          2011)
Dipanegara.2008.Definisi dan Komponen E-Learning (Online), (            http://www.dipanegara.ac.id/elearning/mod/forum/discuss.php?d=2, diakses tanggal 4                April 2011)
Budi.2010.Pengembangan metode pembelajaran berbasis E-Learning (Online), (    http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/universities-research-i                                            nstitutions/2083048-pengembangan-metode-pembelajaran-berbasis-learning/,                                 diakses tanggal 4 April 2011)
Madao,F.Y.2009.Pengertian E-Learning (Online), (   http://edufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html, diakses tanggal 4                      April 2011)
Ngadiyo.Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Online), (            http://ngadiyo.files.wordpress.com/2008/03/187_30203614_e-learning_ngadiyo.pdf,                diakses tanggal 4 April 2011)
Hasbullah. 2010. Perancangan dan Implementasi Model Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di JPTE FPTK UPI (Online), (http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_poster_session_pdf/Hasbullah_Perancangan%20dan%20Implementasi%20Model%20Pembelajaran.pdf, diakses tanggal 4 April 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar