BAB I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Seiring perkembangan teknologi internet,
model e-learning mulai dikembangkan,
sehingga kajian dan penelitian sangat
diperlukan. Hakekat e-learning adalah bentuk pembelajaran konvensional yang
dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Sistem ini dapat
digunakan dalam pendidikan jarak jauh atau pendidikan konvensional.Oleh karena
itu mengembangkan model ini tidak sekedar menyajikan materi pelajaran ke dalam
internet tetapi perlu dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip
pembelajaran. Begitu pula desain pengembangan yang sederhana, personal, dan
cepat, serta unsur hiburanakan menjadikan peserta didik nyaman belajar
di depan internet seolah-seolah mereka belajar di dalam kelas.
Pemanfaatan internet ini tidak hanya
untuk pendidikan jarak jauh, akan tetapi juga dikembangkan dalam sistem
pendidikan konvensional. E-Learning sangat potensial untuk membuat proses
belajar lebih efektif sebab peluang mahasiswa untuk berinteraksi dengan dosen,
teman, maupun bahan belajarnya terbuka lebih luas. Mahasiswa dapat
berkomunikasi dengan dosen kapan saja, yaitu melalui e-mail. Demikian juga
sebaliknya, Sifat komunikasinya bisa tertutup antara satu mahasiswa dengan
dosen atau bahkan bersama-sama melalui papan buletin. Komunikasinya juga masih
bisa dipilih, mau secara serentak atau tidak. Melalui e-Learning, Siswa/mahasiswa
dimungkinkan untuk tetap dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di
dalam kelas.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning
untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak
hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan sistem
e-learning cenderung sama bila dibanding dengan pembelajaran konvensional atau
klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam
hal fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses
kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan
berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui
oleh pengajar.
Namun seringkali lembaga pendidikan yang
ingin menerapkan model pembelajaran e-learning ini terbentur dengan kurangnya
informasi yang diketahui oleh objek dari model pembelajaran ini yaitu
siswa/mahasiswa tentang bagaimana konsep dari model pembelajaran jenis ini.
Maka dari itu dalam makalah ini akan dijelaskan berbagai hal yang memaparkan
tentang konsep model pembelajaran e-learning. Di dalam makalah ini juga akan
dijelaskan tentang penerapan model pembelajaran e-learning yang sudah mulai
dilaksanakan di Indonesia.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari model pembelajaran
E-Learning?
2. Bagaimana
sejarah dan perkembangan model pembelajaran E-Learning?
3. Apa
saja komponen dari model pembelajaran E-Learning?
4. Apa
dan bagaimana metode penyampaian E-Learning?
5. Bagaimana
strategi implementasi E-Learning?
6. Apa
saja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran E-Learning?
7. Bagaimana
penerapan metode pembelajaran E-Learning di Indonesia?
8. Bagaimana
perbedaan antara model pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran
E-Learning?
Tujuan
1. Mahasiswa
mengetahui pengertian dari model pembelajaran E-Learning
2. Mahasiswa
mengetahui sejarah dan perkembangan model pembelajaran E-Learning
3. Mahasiswa
mengetahui komponen dari model pembelajaran E-Learning
4. Mahasiswa
mengetahui metode penyampaian E-Learning
5. Mahasiswa
mengetahui strategi implementasi E-Learning
6. Mahasiswa
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran E-Learning
7. Mahasiswa
mengetahui penerapan metode pembelajaran E-Learning di Indonesia
8. Mahasiswa
mengetahui perbedaan antara model pembelajaran konvensional dengan model
pembelajaran E-Learning
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
E-LEARNING
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara
baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya
internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya
masing-masing, diantaranya :
·
Jaya
Kumar C. Koran (2002)
E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
·
Dong
(dalam Kamarga, 2002)
E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat
elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
·
Rosenberg
(2001)
Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
·
Darin
E. Hartley [Hartley, 2001]
E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain.
·
LearnFrame.Com
dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
·
Thomas Toth [Athabasca University,
Wikipedia,2003]
E-learning
adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies
seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web
dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat
lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi
pendidkan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran,
electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari
penggunaan media yang berbeda.
·
Matthew Comerchero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg,
2006]
E-learning adalah sarana pendidikan
yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi.
Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka
tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus
pulang-pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan
media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai
dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.
·
Brown, 2000; Feasey, 2001
E-Learning
merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN)
sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh
berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
·
Selain itu banyak pendapat lain, seperti
:
a. E-Learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar ke pembelajar dengan menggunakan media internet, intranet atau media
jaringan komputer lain.
b. E-Learning
adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi
komputer, jaringan komputer dan/atau internet.
c. E-Learning
memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing
tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas.
d. E-Learning
sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa
diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
E-learning
dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati
pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran
seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan
pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas
dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning
bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi,
organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program,
pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa
memungut biaya).
Untuk
menyampaikan pembelajaran, e-learning
selalu diidentikkan dengan penggunaan internet. Namun sebenarnya
media penyampaian sangat beragam dari internet, intranet, cd, dvd, mp3, PDA,
dan lain-lain. Penggunaan teknologi internet pada e-learning umumnya dengan pertimbangan memiliki jangkauan yang
luas. Ada juga beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan yang menggunakan
jaringan intranet sebagai media e-learning
sehingga biaya yang disiapkan relatif lebih murah.
B.
SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN E-LEARNING
E-pembelajaran atau pembelajaran
elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan
menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction )
dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa
adalah sebagai berikut:
·
Tahun
1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan
aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan
CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO)
DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
·
Tahun
1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara
massal.
·
Tahun
1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet.
Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan
sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari
sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru
untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya
secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan
oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
·
Tahun
1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju
aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya
dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif
dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
C.
KOMPONEN
E-LEARNING
Istilah
e-learning meliputi berbagai aplikasi dan proses seperti computer-based
learning, web-based learning, virtual classroom, dan lainnya. Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri
dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone)
dan Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text, video
messaging). Sedangkan technology based web- Learning pada dasarnya adalah data
Information Technologies (misalnya: bulletin board, Internet, e-mail,
tele-collaboration). Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning
boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu
adanya pembimbing belajar yang mengarahkan pembelajar, pembelajar yang menerima
bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar
mengajar.

Di dalam pengembangan Pembelajaran E-Learning
memerlukan perangkat lunak(software) dan perangkat keras(Hardware). Karena
system E-Learning yang akan dikembangkan adalah berbasis pada aplikasi jaringan
sehingga diperlukan perangkat lunak meliputi:
1) Sistem
Operasi
Dalam pengembangan sistem e-learning
diperlukan server dengan sistem operasi tertentu yang dapat dioperasikan
sebagai server. Pemilihan server yang tepat akan mengoptimalkan kinerja sistem
e-learning yang dibangun. Linux merupakan sistem operasi yang dapat
dioperasikan sebagai server yang cukup handal dan dikembangkan dengan konsep
open source sehingga legal untuk digunakan.
2) Web
Server
Webserver merupakan suatu software yang
dikembangkan untuk melayani permintaan user pada akses ke suatu sistem berbasis
jaringan komputer. Karena sistem e-Learning yang akan dikembangkan berbasis
web, maka diperlukan sebuah perangkat lunak web server. Software yang akan
digunakan untuk web server adalah Apache.
3) Database
Server
Database server merupakan program untuk
mengelola data yang digunakan pada e-learning. MySQL Server merupakan salah
satu software database server yang sangat handal dengan ukuran yang relatif
kecil dan juga open source sehingga legal untuk digunakan
4)
Web Viewer
Untuk
menampilkan informasi yang diminta oleh klien perlu digunakan kode tertentu
sehingga dapat dimengerti oleh computer server. Kode program yang akan
digunakan adalah PHP. Program PHP merupakan program web viewer yang handal yang
mampu menampilkan informasi secara dinamis. Dengan ukuran yang relative kecil,
kemampuan yang hebat dan dukungan software
lainnya menjadikan PHP menjadi program web viewer yang banyak digunakan dalam
aplikasi berbasis web.
5)
Web Browser
Digunakan
untuk mengakses halaman web di computer klien. Software web browser yang akan
digunakan adalah Microsoft Internet Explorer, Mozilla, Opera, Netscape
Communicator dan program web browser lainnya.
6)
Learning Management System (LMS)
LMS merupakan suatu software yang
dikembangkan untuk mengelola sebuah sistem pembelajaran berbasis web atau
e-learning. Prinsip kerja LMS hampir sama dengan CMS (Content Management
Systems) yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mengelola sebuah website.
Sedangkan Perangkat
keras yang digunakan dalam sistem e-Learning tidak berbeda dengan sistem
jaringan komputer. Adapaun hardware yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1) Komputer
Server sebagai sistem yang akan melayani permintaan dari klien.
2) Komputer
database Server yang berfungsi untuk menyimpan database materi pembelajaran dan
data-data yang diperlukan dalam sistem e- Learning.
3) Komputer
klien yang digunakan untuk interface dalam mengakses ke sistem e-Learning.
Untuk komputer klien dapat berjumlah lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan.
Idealnya jumlah komputer klien disesuaikan dengan perbandingan jumlah mahasiswa
yang perlu mengakses sistem e- Learning.
4) Hub/Switch
yang digunakan untuk menghubungkan komputer server dengan klient.
5) Kabel
Jaringan yang digunakan sebagai sarana fisik untuk menghubungkan antara
komputer klien ke komputer server. Penggunaan kabel jaringan dapat diganti
dengan sistem tanpa kabel menggunakan WLAN (Wireless LAN).
Dalam e-learning juga harus ada organition yang
mendukung pengembangan sistem pembelajaran, oleh karena itu sekolah harus
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan di bidang pengembangan dan pengelolaan kegiatan pembelajaran
elektronik menjadi faktor yang sangat menentukan di samping pengadaan fasilitas
komputer dan akses internet.
D.
METODE
E-LEARNING
Didalam
pembelajaran E-Learning terdapat metode khusus untuk menyampaikan pembelajaran,
diantaranya yaitu :
a.
Synchrounous e-Learning
Merupakan metode penyampaian dengan cara membimbing
belajar dan pembelajar dalam ruang dan waktu yang sama meskipun secara tempat
berbeda.
Contohnya :
Pengajar
dan siswa dalam kelas dan waktu yang sinkron sama meskipun secara tempat
berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di
Universitas XXXX Dimakassar mengikuti kuliah lewat teleconference dengan
professor yang ada di Universitas YYY di Jakarta. Nah ini disebut dengan
Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu bandwidth besar dan biaya mahal.

b. Asynchronous
e-Learning
Merupakan metode penyampaian dengan cara
pembimbing belajar dan pembelajar dalam ruang yang sama (virtualclass),
meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. pembimbing belajar dan pembelajar
bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Contohnya :
Pengajar
dan mahasiswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam asinkron
waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem
(aplikasi) e-Learning berupa Learning Management System dan content baik
berbasis text atau multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24
jam nonstop di Internet. Pengajar dan mahasiswa bisa melakukan proses belajar
mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan implementasi e-Learning yang umum,
Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih dahulu dan kemudian dikembangkan
ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu datang.
E.
STRATEGI
IMPLEMENTASI E-LEARNING
Parameter dari Strategi implementasi
e-Learning terlalu bervariasi dan banyak, tergantung kebutuhan, kultur
institusi, ketersediaan dana dan berbagai faktor lain. E-Learning di beberapa
perusahaan dan universitas tentang implementasi e-Learning biasanya berupa :
·
E-Learning
harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier,
insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna
(pembelajar, instruktur, admin)
·
Pada
masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna
dalam e-life style (tidak langsung full e-Learning)
·
Project
eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative
·
Jadikan
pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya
object semata
Perlu
dicatat bersama bahwa kegagalan implementasi e-Learning kebanyakan bukan karena masalah
tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan karena human factor, karena
beratnya perubahan kultur kerja dan karena tidak adanya kemauan untuk knowledge
sharing (content dari elearning itu sendiri).
F.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN E-LEARNING
Keuntungan Menggunakan E-learning :
Ø Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) manfaat
Pembelajaran elektronik Learning (e-Learning) itu terdiri atas 4 hal,
yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara
cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama
peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance
interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat
konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena
pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat
terbatas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapansaja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar
yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta
didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga
dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada
guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai
ada janji untuk bertemu dengan dosen/instruktur.
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to
reach aglobal audience).
Dengan fleksibilitas waktu
dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau akan semakin meluas.
Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Interaksi dengan
sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar
terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia
dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak (software) yang
terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai
dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik
dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran
dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik
maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggungjawab atau
pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Ø
Menurut (Wahono, 2005, p. 2),
keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut :
a.
Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di
mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
b.
Menghemat waktu proses belajar mengajar
c.
Mengurangi biaya perjalanan
d.
Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan
(infrastruktur, peralatan, buku-buku)
e.
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
f.
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan
Ø Keuntungan yang lain yaitu :
a. Dilihat
dari sudut pandang murid :
Pembelajaran E-Learning bermanfaat dalam
meningkatkan fleksibilitas belajar yang tinggi. Murid dapat mengakses bahan
belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu, murid juga dapat
berkomunikasi dengan pengajar setiap saat dan memudahkan pengumpulan tugas,
karena dapat dikumpulkan kapan saja.
b. Dilihat
dari sudut pandang pengajar
·
Melakukan
pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
·
Mengembangkan
diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
·
Mempermudah melakukan pembaharuan materi
maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang ada
·
Efisien mengontrol kegiatan belajar
siswanya.
·
Memberikan keleluasaan pada dosen untuk
memberikan akses kepada mahasiswa untuk mendapatkan referensi ilmiah terkait
dengan mata kuliah tersebut yang mungkin tidak didapat selama jam kuliah maupun
praktikum. Hal ini akan sangat berguna bagi mahasiswa untuk memperkuat
pemahaman mahasiswa untuk tiap pokok bahasan perkuliahan.
c.
Meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran antara pembelajar dengan pembimbing belajar (enhance
interactivity).
Dalam belajar dan pembelajaran,
interaksi dilakukan setiap saat dan tidak terbatas waktu sehingga bisa mengatur
jadwal sesuai dengan yang kita inginkan.
d.
Memungkinkan terjadinya interaksi
pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Dengan E-Learning, murid dan pengajar
dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa dibatasi oleh jarak,
tempat, dan waktu.
e.
Menjangkau peserta didik dalam cakupan
yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan
E-Learning, murid dan guru yang melakukan diskusi tidak dibatasi jumlah orang.
Karena diskusi dilakukan dengan internet sehingga dapat diikuti oleh jumlah
peserta yang banyak, sehingga ilmu pengetahuan dan wawasan berkembang secara
cepat dan meluas.
f.
Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable
capabilities).
Seorang
murid, dapat melakukan proses belajar kapan saja dengan me-review bahan ajar
setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di
komputer. Bila siswa memerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, siswa dapat mengakses internet secara lebih mudah.
g.
Membangun Komunitas.
Dengan
E-Learning, peran siswa menjadi lebih aktif. Hal ini memungkinkan terbentuknya
komunitas baru dalam belajar.
Kelemahan Menggunakan E-learning
Ø
Menurut Rosenberg (2006), kelemahan menggunakan
e-learning diantaranya sebagai berikut):
a.
Karena
e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang terutama orang
yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik.
b.
Membuat
e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna membutuhkan programming
yang sulit, sehingga pembuatannya cukup lama.
c.
E-learning
membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan biaya awal yang cukup
tinggi.
d.
Tidak
semua orang mau menggunakan e-learning sebagai media belajar.
Ø Kelemahan yang lain yaitu :
a.
Kurangnya interaksi antara dosen dan
mahasiswa atau bahkan antar mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa
memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
b.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik
atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c.
Proses belajar dan mengajarnya cenderung
ke arah pelatihan bukan pendidikan.
d.
Berubahnya peran dosen dari yang semula
menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik
pembelajaran yang menggunakan internet.
G.
PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN E-LEARNING DI INDONESIA
Di
Era Globalisasi ini internet merupakan media yang sangat cepat dalam
perkembangannya. Semua Informasi tersedia di internet dan dapat diakses oleh
siapa saja dengan mudah, fleksibel ,cepat dan akurat. Hal inilah yang melandasi
adanya ide untuk memanfaatkan Internet sebagai media pembelajaran dalam rangka
memajukan pendidikan di Indonesia.
Istilah
E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E yang merupakan singkatan
dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar). Jadi E–Learning adalah
Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik. Lebih jelasnya E-Learning
adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dengan muridnya tanpa
harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan bantuan alat elektronik
(tepatnya PC) yang terkoneksi dengan internet sehingga siswa dapat belajar di
manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau ke sekolah.
Saat
ini penerapan E-Learning di Indonesia kurang bagus. Hal itu karena besarnya
biaya yang dibutuhkan dalam pengaplikasian E-Learning. Tidak semua perguruan
tinggi menggunakan E-Learning dalam proses pembelajarannnya. Hanya perguruan
tinggi yang besar saja (mampu dalam hal keuangan) yang mengaplikasikan
E-Learning dalam penyampaian bahan ajarnya, itupun tidak semua perguruan tinggi
mengaplikasikannya.
Beberapa
perguruan tinggi di Indonesia yang mengaplikasikan E-Learning diantaranya
adalah UNP (Universitas Negeri Padang), UGM (Universitas Gadjah Mada) dan ITB
(Institut Teknologi Bogor). Dari ketiga perguruan tinggi diatas telah diketahui
bahwa ketiga perguruan tinggi tersebut memiliki dana yang cukup untuk membangun
jaringan E-Learning sehingga bisa mengaplikasikan E-Learning dalam proses
pembelajarannya.
Antusias
pelajar / mahasiswa terhadap penerapan E-Learning dalam proses pembelajaran
merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan aplikasi E-Learning di
Indonesia. Hal itu juga dilandasi oleh beberapa faktor, diantaranya banyak
pelajar yang tidak mau tahu dengan perkembangan internet saai ini, mahalnya
biaya penggunaan internet bagi ukuran kantong pelajar, dan masih banyak faktor
lain yang melandasinya.
Penerapan
E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor yang
menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha bagaimana
caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat mahasiswa untuk
menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk penggunaan E-Learning.
Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi untuk tidak menggunakan
E-Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri sendiri.
H.
PERBEDAAN
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DENGAN E-LEARNING
Metode
pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut
juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara pembimbing belajar dengan pembelajar dalam
proses belajar dan pembelajaran.
Dalam
pembelajaran sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi
dengan penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional
(tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada
pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil
daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.
Pembelajaran
konvensional menekankan pada resitasi konten, tanpa memberikan waktu yang cukup
kepada pembelajar untuk merefleksi materi-materi yang dipresentasikan,
menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau mengaplikasikannya kepada
situasi kehidupan nyata.
Karakteristik
model pembelajaran konvensional dalam penerapannya di kelas, antara lain :
1.
Pembelajar adalah penerima
informasi
2.
Pembelajar cenderung belajar secara
individual
3.
Pembelajaran cenderung abstrak dan
teoritis
4.
Perilaku dibangun atas kebiasaan
5.
Keterampilan dikembangkan atas dasar
latihan
6.
Bahasa diajarkan dengan pendekatan
struktural
7.
Pembelajaran berpusat pada pembimbing
belajar
8.
Interaksi di antara pembelajar kurang
9.
Terjadi passive learning
Implementasi
pembelajaran konvensional adalah :
1.
Apersepsi
2.
Penjelasan konsep, dengan metode ceramah
dan/atau demonstrasi
3.
Latihan terbimbing
4.
Memberikan balikan (feed back).
Metode
Konvensional dinilai tidak fleksibel lagi jika diterapkan saat ini, mengingat
terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga membutuhkan sistem
pembelajaran yang lebih fleksibel dan efisien. Untuk itulah muncul E-Learning.
Namun
meskipun e-Learning memiliki banyak manfaat dan dianggap mampu diterapkan dalam
pembelajaran saat ini, E-Learning masih memiliki beberapa kelemahan.
Diantaranya yaitu kurangnya pemahaman dari siswa untuk mempelajari materi. Hal
ini dikarenakan tatap muka hanya sebatas via internet.
Tentunya
sebagai seorang siswa yang masih dalam tahap belajar tidak akan mampu jika
melakukan pembelajaran E-Learning secara total, karena itu berarti melakukan
pembelajaran tanpa tatap muka. Tetapi jika terus menggunakan system
pembelajaran secara konvensional tentunya akan memperlambat proses
pembelajaran.
Untuk itulah adanya blended learning sangat bermanfaat bagi
siswa. Karena metode ini dianggap dapat mengatasi masalah metode pembelajaran
konvensional maupun e-Learning. Sistem Blended Learning menggabungkan antara
sistem pembelajaran konvensional dan e-Learning. Sehingga siswa dapat terus meningkatkan
wawasan secara efisien dan memiliki pemahaman yang penuh terhadap materi yang
dipelajari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
E-learning
merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan media elektronik untuk
penyampaian materi pelajaran. Model pembelajaran e-learning merupakan suatu
metode yang tepat digunakan disaat perkembangan teknologi dan informasi saat
ini semakin pesat. Model pembelajaran jenis ini akan membuat siswa/mahasiswa
untuk semakin aktif untuk mencari sendiri bahan mata pelajaran/mata kuliah
daripada saat lembaga pendidikan menggunakan model pembelajaran konvensional. Mereka
juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen mereka setiap waktu dengan
menggunakan fasilitas internet dan juga seorang murid, dapat melakukan proses
belajar kapan saja dengan me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja
kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Bila siswa
memerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, siswa
dapat mengakses internet secara lebih mudah.
Kekurangan dalam metode pembelajaran e-learning ini adalah siswa/mahasiswa belum paham terhadap suatu materi
pelajaran apabila guru/dosennya belum menjelaskan secara langsung (tatap muka)
sehingga metode pembelajaran ini kurang efektif. Disamping itu tidak semua
siswa/mahasiswa mengetahui dengan baik penggunaan internet, mereka juga tidak terlalu
tertarik terhadap internet. Sehingga penggunaan metode pembelajaran e-learning
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai secara
maksimal.
Saran
Disaat
suatu lembaga pendidikan memutuskan untuk menggunakan metode pembelajaran
e-learning, mereka juga harus memikirkan bagaimana kondisi siswa/mahasiswa yang
akan mereka berikan model pembelajaran seperti ini. Terkadang mahasiswa/siswa
kurang memahami penggunaan internet dan tidak mau tau dengan adanya
perkembangan internet. Sehingga mereka tidak antusias untuk memanfaatkan dan
mereka belum terbiasa untuk menggunakan model pembelajaran jenis ini sehingga
mereka belum terlalu aktif untuk mencari bahan/materi pelajaran sendiri. Maka
dari itu sebelum dilaksanakan model pembelajaran jenis ini perlu adanya suatu
pembelajaran tentang tata cara penggunaan internet.
DAFTAR RUJUKAN
Wahid,Hilaludin.2010.Teori Belajar dan Pembelajaran E-Learning (Online), ( http://hilaludinwahid.com/teori-belajar-dan-pembelajaran-e-learning/
, diakses tanggal 5 April 2011)
Santoso, Agustinus.2008.Pengertian E-learning (Online), ( http://agusantoso.wordpress.com/2008/11/10/pengertian-e-learning/,
diakses tanggal 4 April
2011)
Mayhoneys.2008.E-Learning
(Online), ( http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?view=article&catid=25%3Aindustri&id= 227%3Ae-learning&option=com_content&Itemid=15,
diakses tanggal 4 April 2011)
Dipanegara.2008.Definisi
dan Komponen E-Learning (Online), ( http://www.dipanegara.ac.id/elearning/mod/forum/discuss.php?d=2,
diakses tanggal 4 April
2011)
Budi.2010.Pengembangan
metode pembelajaran berbasis E-Learning (Online), ( http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/universities-research-i nstitutions/2083048-pengembangan-metode-pembelajaran-berbasis-learning/,
diakses
tanggal 4 April 2011)
Madao,F.Y.2009.Pengertian
E-Learning (Online), ( http://edufiesta.blogspot.com/2008/06/pengertian-e-learning.html,
diakses tanggal 4 April
2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik
diakses tanggal 4 April 2011
Ngadiyo.Pembelajaran E-learning dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan (Online), ( http://ngadiyo.files.wordpress.com/2008/03/187_30203614_e-learning_ngadiyo.pdf,
diakses tanggal 4 April
2011)
Hasbullah. 2010. Perancangan
dan Implementasi Model Pembelajaran E-Learning untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran di JPTE FPTK UPI (Online), (http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_poster_session_pdf/Hasbullah_Perancangan%20dan%20Implementasi%20Model%20Pembelajaran.pdf,
diakses tanggal 4 April 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar